Dinas BMSDA Batam Akui Banjir di Sambau Akibat Box Culvert dan Tambang Pasir

Aktivitas normalisasi saluran di belakang Perumahan Devely menuju laut. Foto: Newsbatam.com

BATAM – Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Batam akhirnya bersuara terkait banjir yang selalu terjadi setiap hujan turun di Sambau, Nongsa. Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air Dinas BMSDA Wan Taufik memebeberkan penyebab banjir yang terjadi tiap hujan turun di kawasan Sambau, Nongsa.

Ia mengatakan berdasarkan hasil peninjauan lapangan pihaknya mendapati tiga permasalahan. Pertama yakni bangunan pelintas/box culvert dari perumahan Puri Sasmaya ke perumahan Devely tidak memadai lagi dan tidak berfungsi secara maksimal.

“Kedua, saluran di belakang perumahan Devely sekitar 3-5 meter, tidak mampu lagi menampung debit air,” ungkapnya.

Kemudian ketiga yakni adanya aktivitas penambang pasir di laut. Hal ini menyebabkan sedimen, atau saluran buang ke laut tidak lancar. Untuk itu, saat ini pihaknya sedang melakukan beberapa upaya untuk mengatasi hal tersebut.

“Pertama, menambah box culvert atau bangunan pelintas, yang kedua melakukan normalisasi saluran di belakang Perumahan Devely dari dimensi 3-5 meter menjadi sekitar 8-10 meter,” jelasnya.

Kemudian, ketiga yakni memperdalam saluran ke laut yang dangkal akibat aktivitas penambang pasir. Ia berharap agar dari beberapa upaya tersebut bisa mengatasi permasalah banjir di kawasan tersebut.

“Mudah-mudahan upaya yang dilakukan dapat meminimalisir dampak banjir di wilayah Sambau. Saat ini yang dikerjakan adalah normalisasi saluran di belakang Perumahan Devely menuju laut,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Ditreskrimsus Polda Kepri akan melakukan penyelidikan terkait pemasangan saluran pelintas atau box culvert di Sambau yang dipasangkan lebih tinggi dari permukaan air. Hal itu disinyalir menyebabkan banjir setiap kali hujan turun di kawasan yang tak jauh dari Mapolda Kepri ini.

Saat permasalahan ini ditanyakan kepada Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Kepri Kombes Pol Putu Yudha Prawira, ia mengatakan akan melakukan penyelidikan terkait permasalahan ini.

“Kami akan selidiki,” ujarnya, Selasa (10/9/2024).

SIG